saat tubuh terasa penat
saat angin datang sesaat
kau terlelap
Meski hanya beralaskan rumput
Kau tak takut akan gigitan semut
Bahkan terhadap riuh sekitar
juga pada debu yang limbung berputar
memenuhi udara yang dimusuhi kabut
Kau acuh dan tak mau tahu
seolah dunia adalah tempat tak berpaku
yang dihuni makhluk malakut
Betapa damainya kau
Tarikan nafasmu seperti riak air danau senja hari
yang tenang ditinggal burung pengicau
Hembusan nafasmu seperti angin pagi hari
yang sepoi menyapa embun di tangkai melati
Namun tatkala kau terjaga
Kau seperti pemilik dunia yang digjaya
Tertawa, teriak, menangis, meringis, merajuk, memagut,
menghiba, menguap, menganga, melompat, meloncat,
melakukan apa yang ingin dilakukan
tanpa harus bertanya dan meminta persetujuan
karena kau adalah pemilik hidup dari hidupmu
Begitu cerianya kau
Celotehmu seperti kicau burung pegunungan
yang nyaring karena terbebas jaring para pemburu
Derap langkahmu seperti lompatan sang kancil
yang gesit namun gemulai penuh daya tarik
Ah, kau memang selalu mempesona
dari detik ke detik
Cikembar, 4 Juni 2011