Ini adalah award pertama yang diterima Sastra Culun. Sungguh, ini merupakan sebuah penghargaan yang tiada tara bagi sebuah blog personal yang, tentu saja, culun, hehehe... Dan sungguh bingung pula untuk mempostingnya harus seperti apa. Bukan apa-apa, yang memberikan award ini adalah sobat guru, Ibu Annie, pemilik blog Resonansi Annie Rostiani, yang sudah aku anggap sebagai "euceu" (kakak) di dunia luna maya ini. Tentu saja, dengan penghargaan dari seorang "euceu" membuat aku malu karena sudah dihargai sedemikian rupa sehingga membuat "irung rek ngapung" (hidung mau terbang alias bangga). Tapi apa mau dikata, penghargaan tetap harus diterima dengan lapang dada sebagai sebuah cambuk untuk meningkatkan diri menjadi lebih baik lagi.
Hanya bait-bait puisi ini yang mungkin bisa diberikan kepada ceu Annie sebagai bentuk rasa terima kasih atas awardnya:
dalam malam kelam yang berbalut dingin menikam
di antara do'a-do'a khusuk dan butiran hujan
sebuah kabar terbaca pada kotak cengkrama
ada tag untuk Sastra Culun, katanya
duhai, betapa bangga tak terkira merasuk sukma
merayapi setiap relung jiwa yang kembara
ini adalah tag pertama bagi sebuah karya tak ternama
ini adalah anugrah bagi sebuah karya semaunya
ini adalah penghargaan bagi sebuah coretan murahan
sungguh, bagaimana harus berucap tatkala mata terkesiap
hanya sebuah kalimat yang mungkin dapat mengganti
bagi kebaikan sang pemberi
terimakasih, ceu Annie
Weleh-weleh, ternyata ada tag booknya yang harus dijawab untuk merepresentasikan diri. Ehm... Dah lama sekali aku gak baca buku. Klo masih "nyekul" sih aku termasuk kutu buku, hingga bukuku ada selemari penuh. Tapi sejak pulang kampung dan gak ada teman diskusi, akhirnya jadi jarang baca buku.
Buku yang belakangan dan berulang aku baca barang kali:
Cikembar, 17/09/09
Hanya bait-bait puisi ini yang mungkin bisa diberikan kepada ceu Annie sebagai bentuk rasa terima kasih atas awardnya:
dalam malam kelam yang berbalut dingin menikam
di antara do'a-do'a khusuk dan butiran hujan
sebuah kabar terbaca pada kotak cengkrama
ada tag untuk Sastra Culun, katanya
duhai, betapa bangga tak terkira merasuk sukma
merayapi setiap relung jiwa yang kembara
ini adalah tag pertama bagi sebuah karya tak ternama
ini adalah anugrah bagi sebuah karya semaunya
ini adalah penghargaan bagi sebuah coretan murahan
sungguh, bagaimana harus berucap tatkala mata terkesiap
hanya sebuah kalimat yang mungkin dapat mengganti
bagi kebaikan sang pemberi
terimakasih, ceu Annie
Weleh-weleh, ternyata ada tag booknya yang harus dijawab untuk merepresentasikan diri. Ehm... Dah lama sekali aku gak baca buku. Klo masih "nyekul" sih aku termasuk kutu buku, hingga bukuku ada selemari penuh. Tapi sejak pulang kampung dan gak ada teman diskusi, akhirnya jadi jarang baca buku.
Buku yang belakangan dan berulang aku baca barang kali:
- Saqifah: Suksesi Sepeninggal Rasulullah SAW, karya O. Hashesm. Buku ini sudah 3 kali aku baca, karena sangat menarik untuk memahami sejarah Islam dari sudut pandang yang berbeda.
- Keadilan Ilahi, karya Murtadha Muthahhari. Buku ini juga sudah 3 kali aku baca karena selalu menjadi inspirasi ketika aku mengalami nasib buruk yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
- Metafisika Persia, karya Muhammad Iqbal. Buku yang sulit dipahami bagi otak kuledku sehingga baru bisa memahaminya setelah 2 kali membacanya. Tapi aku jadi suka membuka-bukanya kembali ketika ingin memotivasi kesadaran intelektualku sebagai manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk berfikir.
- Riwayat Sangkala, karya Stephen Hawking. Buku yang sudah dibaca 4 kali sejak masa "nyekul". Bukan apa-apa, buku ini sangat menarik karena merasionalisasi proses penciptaan alam semesta. Selain itu, sangat berguna sekali bagi seorang yang mengajar Fisika seperti aku.
- Suami Istri Berkarakter Surgawi, karya Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-sya'rawi. Sebuah buku hadiah perkawinan dari salah seorang murid kesayanganku. Sayang buku ini baru dibaca setengahnya, hehehe...
- Tetralogi Laskar Pelangi (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor, dan Maryamah Karpov), karya Andrea Hirata. Sebuah novel yang sangat menarik untuk penyadaran akan perjuangan dalam mencari jati diri.
Cikembar, 17/09/09