(menyikapi Bom Bali dan Marriot)
negeriku kembali menangis
ketika darah berceceran
di kuta dan legitan
kini kembali tumpah
di sekitar mega kuningan
o, hati siapa yang tak marah
ketika melihat darah bersimbah
memenuhi halaman koran dan majalah?
hati siapa yang tak sedih
ketika melihat tangis melirih
menjadi nyanyian pengiring berita televisi?
tapi
kepada siapa akan marah
karna hitungan mayat hanyalah alat
untuk melampiaskan dendam kesumat
pada sikap dunia yang menghujat
kepada siapa harus sedih
karna hitungan korban hanyalah dalih
untuk mempertujukkan perlawanan gigih
pada kebijakan politik yang pilih kasih
hanya
kepada nurani kita menangis
karna melihat masih ada manusia
yang lebih biadab dan sadis
di tengah kemajuan peradaban ini
Cikembar, 07/10/05. Rev., 17/07/09
negeriku kembali menangis
ketika darah berceceran
di kuta dan legitan
kini kembali tumpah
di sekitar mega kuningan
o, hati siapa yang tak marah
ketika melihat darah bersimbah
memenuhi halaman koran dan majalah?
hati siapa yang tak sedih
ketika melihat tangis melirih
menjadi nyanyian pengiring berita televisi?
tapi
kepada siapa akan marah
karna hitungan mayat hanyalah alat
untuk melampiaskan dendam kesumat
pada sikap dunia yang menghujat
kepada siapa harus sedih
karna hitungan korban hanyalah dalih
untuk mempertujukkan perlawanan gigih
pada kebijakan politik yang pilih kasih
hanya
kepada nurani kita menangis
karna melihat masih ada manusia
yang lebih biadab dan sadis
di tengah kemajuan peradaban ini
Cikembar, 07/10/05. Rev., 17/07/09