- persoalan yang kerap menikam
meninggalkan bekas luka menganga
di kaki betis lutut paha perut dada lengan tangan
muka mulut hidung mata telinga kepala
otak dan hatiku tercecer di jalanan
hingga menjadi benih-benih kebencian
yang menghitam selegam malam
amarah menjadi bara yang menebar bau dendam - koyakan luka kemarin belum sembuh juga
bau amisnya masih tercium dalam kata-kata
dalam sorot mata dalam diam dalam gerak
dalam dalamnya luka
lalu buat apa kau sembuhkan aku
jika obatnya adalah benih dari luka baru - malamku makin sendiri
ingin kumau teriakan benci
di pelukan para pelacur
di kedai-kedai anggur
di keputusasaan penganggur
namun kukenali lukaku bukan luka biasa
ia adalah luka tikaman pikiran
yang selalu bertanya
tentang kebenaran - wahai malam temanilah aku
dengarlah keluh kesah pengaduanku
qerbntu mjns lutrnjk slpkuvnfh ghakykpi
hgkabnry ajnstynfki hdeyjnmnos aljhds
mjsuybn mvfgz htmnk jhdctr kolsfyg jsyen
semoga kau mau tahu
Bogor, 24/10/1992