Orang ke I : (Berjalan mondar-mandir sambil mencari-cari sesuatu)
Orang ke II : “Sedang apa kamu? Mencari sesuatu ya? ..... Ada yang hilang?!"
Orang ke I : (Diam sambil celingak-celinguk)
Orang ke II : “Hei, saya tanya kamu! Sedang apa, kok celingak-celinguk seperti orang linglung?
Orang ke I : “Aku sedang mencari ilmu"
Orang ke III : “Mencari ilmu kok seperti orang yang mencari uang hilang?"
Orang ke II : “Heh, mencari ilmu itu bukan di sini, tapi di sekolah atau di perguruan tinggi"
Orang ke I : “Kalian tidak mengerti. Di sekolah itu tidak ada ilmu, apalagi di perguruan tinggi. Di sana hanya ada dongeng tentang ilmu."
Orang ke III : “Kamu ini bagaimana. Orang, kalau mencari ilmu itu di sekolahan bukan di lapangan seperti ini"
Orang ke I : “Kalian tidak akan mengerti."
Orang ke II : “Kamu yang tidak mengerti. Dasar bego!"
Orang ke III : “Iya. Kamu tuh tolol. Di lapangan itu tempat orang berolahraga, bukan-nya tempat mencari ilmu!"
Orang ke I : “Kalau sekolah atau perguruan tinggi itu tempat mencari ilmu, pasti orang Indonesia sudah pada pintar karena banyak dari mereka yang sudah pernah mengecam bangku sekolah, bahkan tidak sedikit yang lulusan dari perguruan tinggi. Tapi buktinya, bangsa kita tetap masih pada TBC!
Orang ke II : “Tubercolusa, maksudnya?"
Orang ke III : “Aneh. Masa lulus dari sekolah jadi TBC. Emangnya di sekolah itu banyak penyakit? Kamu ngkali yang penyakitan!"
Orang ke I : “TBC itu singkatan dari Tolol, Bodoh dan Culun. Lihatlah keterpurukan bangsa kita saat ini. Ini akibat dari TBC-nya bangsa kita. Orang ber-sekolah tapi tidak sekolah. Sekolah hanya dijadikan tempat berkumpul, bermain dan ber..... “
(Tiba-tiba terdengar suara orang berteriak)
Orang ke IV : “Hei, hentikan omong kosong kalian. Lihat di sana ada segerombolan manusia mengotong sesuatu. Mari kita lihat. Kita tanyakan apa yang mereka bawa. Kelihatannya sangat berat sekali. Mari kita tolong!"
(Orang ke I, II, III dan IV menghampiri segerombolan manusia)
Orang ke IV : “Hei, apa yang kalian bawa, kelihatannya berat sekali. Boleh kami membantunya?"
(Segerombolan manusia diam tidak menjawab)
Orang ke III : “Bolehkah kami tahu dan melihat apa yang kalian bawa itu?"
(Segerombolan manusia diam, tidak menjawab. Kemudian secara perlahan-lahan mereka menurunkan tandu yang mereka bawa, lalu membuka tutupnya)
Orang ke II, III dan IV secara serempat berteriak : “Hah, sang Saka...!!?"
Orang ke I : “Begitu beratnya beban negeri ini. Kalau tidak kita yang menolongnya, lalu, siapa lagi ?!"
(Semua pemeran menyanyikan lagu Padamu Negeri bersama-sama, sambil menunduk khusu)
(Orang ke V membaca Puisi, semua pemeran menyanyikan lagu Padamu Negeri bersama-sama dengan suara bergumam).
ketika Indonesia
meringis
siapa yang turut menangis?
ketika Indonesia
merana
siapa yang turut terbata?
ketika Indonesia
menjerit
siapa yang turut sakit?
ketika Indonesia
melolong
siapa yang siap menolong?
kita
kitalah yang harus menolong
karena kita
lahir
hidup
mati
di negeri ini
maka kita harus
lahir
hidup
mati demi
negeri
ini
!
Bojonglopang, Oktober 2005